Hadits Arbain



Apa itu Hadits Arbain?

Kitab Al-Arba’in An-Nawawiyyah adalah kitab yang sangat terkenal di negeri ini. Tidak hanya di negeri ini, buku ini juga telah dikenal di seantero dunia Islam selama berabad-abad. Pesantren, dayah, madrasah, masjid, mushola, pengajian rumah, dan berbagai lembaga pendidikan Islam telah menjadikannya sebagai buku wajib untuk dipelajari. 

Ribuan umat Islam menghafalnya dan menjadikannya sebagai bahan ujian untuk berbagai keperluan. Orang-orang di negara kita terkadang menyebutnya sebentar dengan julukan Hadits Arbain Nawawi. Penerbit Dar Al-Minhaj di Jedah menulis judul dengan terjemahan Al-Arba’in sehingga menjadi Al-Arba’un An-Nawawiyyah (الأربعون النووية). 

Mungkin pelafalan ini lebih tepat, karena judul buku apapun sebenarnya mengemban posisinya sebagai khobar mubtada ‘mahdzuf yaitu isim isyaroh. Itulah mengapa Sibawaih dalam Al-Kitab – karya pertama tentang ilmu nahwu yang menjadi pionir untuk semua kitab nahwu berikutnya – ketika penulisan judul bab selalu memuat isyaroh isim. 

Dia menulis misalnya, hadza bab Al-fa’il, hadza bab al-jarr, hadza bab al-ma’rifah dan sebagainya. Adapun bagi masyarakat, buku ini lebih populer dengan membaca Al- Arba’in (الأربعين). Pengucapan ini mungkin mengambil posisi Al-Arba’in sebagai mudhof ilaih dari mudhof mahdzuf yang dibuang yang merupakan lafaz kitabu .

Sifat An-Nawawiyyah yang melekat pada kata Al-Arba’in diambil dari laqob pengarangnya, An-Nawawi. Jadi arti harafiah dari gelar Al-Arba’in An-Nawawiyyah adalah 40 (hadits) yang dikaitkan dengan An-Nawawi (karena disusun olehnya). Nama asli buku yang telah diberikan oleh penulisnya adalah Al-Arba’un Fi Mabani Al-Islam wa Qowa’idi Al-Ahkam.

Siapa Penulis Hadits Arbain?

Penulisnya adalah Imam An-Nawawi. Seorang ulama besar aliran Asy-Syafi’i yang popularitasnya cukup membuat kita tidak perlu bersusah payah memperkenalkannya (ada sejumlah catatan khusus saya tentang Hadits Arbain Nawawi. Kitab Al-Arba’in An-Nawawiyyah dihitung sebagai kitab hadits karena hanya memuat hadis Nabi ﷺ. 

Buku ini tipis dan kecil, tapi isinya bagus. Jumlah hadits hanya 40 (lebih tepatnya, total 42 hadits). Meskipun jumlah hadits yang sebenarnya hanya 42, kitab ini disebut Al-Arba’in yang secara harfiah berarti 40 dan ini umum dalam bahasa arab karena digolongkan ke dalam bahasa majaz, tepatnya termasuk dalam aturan ithlaqul juz-i ‘alal kulli.

Adapun alasan An-Nawawi menambahkan 2 hadis yang melengkapi 40, itulah mengapa Ibnu Hajar Al-Haitami menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Al-Fathu Al-Mubin. Menurut Al-Haitami, An-Nawawi kagum dengan hadits ke-41 yang berisi perintah melawan nafsu dan perintah untuk mengikuti syariat. Isi hadits ini tentu saja merupakan ruh dari semua 40 hadis sebelumnya. 

Hadis ke-42 ini juga dikagumi oleh An-Nawawi karena berisi perintah sholat, istighfar, harapan rahmat, dan mohon pertolongan kepada Allah untuk melaksanakan segala perintah-Nya. Hadits semacam ini dibutuhkan seorang hamba untuk merasa ringan saat menjalankan semua hukum Allah. Diharapkan 42 hadis yang tertulis dalam kitab ini cukup untuk mewakili dan merangkum semua hadis Nabi ﷺ karena itu adalah hadis inti. 

Hadits ini, di antaranya beberapa ulama menyebutnya sebagai rubu’ut tasyri (seperempat undang-undang hukum Islam), rubu’ud din (seperempat dien), dan tsulutsud din (sepertiga dari Dengan sifat hadits seperti ini, orang yang mampu menghafalnya diharapkan sudah menguasai semua hadis Nabi ﷺ secara substansi sehingga diharapkan cukup menjadi poros ajaran Islam dalam menghadapi kehidupan.

Awal mula penulisan kitab Hadits Arbain Nawawi berasal dari majelis Ibnu Ash-Sholah, seorang ulama hadits besar di negeri Syria yang terkenal dengan penulisan ilmu hadits mustholah dengan nama Muqoddimah Ibn Ash-Sholah . Suatu ketika, Ibnu Ash-Sholah mengadakan pertemuan untuk mendikte 26 hadis Nabi ﷺ yang merupakan jawami kalim (singkat, ringkas dan mewakili banyak hal). 0000000

Hadits ini disebut Al-Ahadits Al-Kulliyyah . 26 hadits kemudian diambil oleh An-Nawawi dan kemudian ditambah dengan 42 hadits, sehingga lahirlah kitab Al-Arba’in An-Nawawiyyah.

Berikut isi hadits Arbain

1. Amalan bergantung pada Niat
2. Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
3. Islam Dibangun di atas Lima Dasar
4. Takdir Setiap Manusia sudah Tertulis
5. Larangan Membuat Sesuatu yang Baru dalam Agama
6. Segala Hal yang Haram dan yang Halal telah Jelas
7. Agama Ini adalah Nasehat
8. Terjaganya Darah dan Harta Seorang Muslim
9. Kerjakanlah Perintah yang Kamu Mampu
10. Allah Maha baik dan Hanya Menerima yang Baik
11. Tinggalkanlah Sesuatu yang Membuatmu Ragu
12. Meninggalkan Perkara yang tidak Bermanfaat
13. Mencintai Kebaikan untuk Saudaranya
14. Tidak Halal Darah seorang Muslim
15. Barangsiapa Beriman kepada Allah dan Hari Akhir
16. Janganlah Engkau Marah
17. Kewajiban Berlaku Ihsan pada Segala Sesuatu
18. Bertakwalah di manapun Engkau Berada
19. Jagalah Allah niscaya Allah Menjagamu
20. Jika Engkau tidak Malu maka Berbuatlah Sesukamu
21. Katakan: Aku Beriman kepada Allah
22. Apakah Aku akan Masuk Al-Jannah?
23. Kesucian itu Separuh dari Iman
24. Janganlah Kalian saling Menzhalimi
25. Bersedekah tidak harus dengan Harta
26. Setiap Persendian Ada Sedekahnya
27. Kebaikan itu adalah Akhlak yang Baik
28. Mendengar dan Taat kepada Penguasa
29. Pintu-pintu Kebaikan
30. Allah telah Menetapkan Kewajiban-kewajiban
31. Perintah untuk Bersifat Zuhud
32. Larangan Membahayakan Diri dan Orang Lain
33. Penuntut Harus Membawa Bukti
34. Kewajiban Mengingkari Kemungkaran
36. Balasan itu Sejenis dengan Amalan
37. Amalan Kebaikan itu Dilipatgandakan
38. Cara Mendapatkan Kecintaan Allah
39. Allah Mengampuni Siapa yang Tersalah dan Lupa
_______________________________________
Referensi :

Posting Komentar

0 Komentar