Islam adalah agama cinta, Seorang muslim tidak akan dapat merasakan manisnya iman sebelum ia merasakan manis dan indahnya cinta, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Ada 3 (tiga) perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu : Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada yang lain, dia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah SWT, dan dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana dia tidak ingin dilempar ke dalam kobaran api neraka”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Islam sebagai sebuah agama juga mengajak kita kepada yang namanya “cinta”, serta menganjurkan kita untuk menumbuhkannya. Rasulullah SAW. Memerintahkan “Cintailah Allah, sebab segala limpahan karunia dan nikmat-Nya, cintailah diriku karena kecintaanmu kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena kecintaanmu kepadaku!”.
(H.R. Tirmidzi)
Dari Hadits diatas dapat diambil pelajaran bahwa Islam menyerukan cinta bagi setiap pemeluknya. Mulai dari cinta kepada Allah SWT, cinta kepada Rasul-Nya, cinta kepada agama, dan cinta kepada sesama manusia. Lantas, sebenarnya apa sih makna cinta itu sendiri ….?
Begitu banyak Pakar, Ulama, Sastrawan dan ilmuwan yang lainnya mendifinisikan makna dan arti cinta, namun dari semua pendapat tersebut mereka mendefinisikan makna cinta berdasarkan apa yang mereka masing-masing alami dan hingga saat ini tidak ada ulama yang sepakat satu pendapat mengenai apa sebenarnya makna cinta itu sendiri.
Syekh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi menjelaskan mengenai cinta bahwa ”Barangsiapa yang berkehendak mendefinisikan arti kata “cinta”, niscaya dia akan gagal. Seseorang yang belum pernah mereguk manisnya madu cinta itu tidak akan mampu menguraikan isi kandungannya. Dan jika ada orang yang berkata bahwa ia telah terpuaskan oleh cinta, maka sesungguhnya dia tidak pernah merasakannya. Sebab, cinta itu ibarat minuman memabukkan yang tidak akan pernah membuat puas para penikmatnya…”
(Mahmud bin Assyarif, 2003)
Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa apa arti cinta itu sebenarnya hanyalah orang yang telah merasakan dan menikmatinya yang megetahui dan itupun berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun satu yang pasti bahwa cinta adalah salah satu anugerah yang Allah SWT berikan kepada hambanya. Ia muncul dan datang kedalam hati tanpa diketahui dan tanpa disadari, dan karena ia muncul kedalam hati tanpa disadari, maka ia tidak dapat dihukumi halal atau haram. Hanya saja ketika cinta itu menjurus ke dalam perbuatan maksiat maka itulah yang membuatnya terlarang.
Ketika bicara soal cinta kita semua sudah tahu bahwa cinta yang paling harus di dahulukan ialah cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sedangkan cinta seseorang terhadap lawan jenisnya selama belum ada ikatan pernikahan seorang laki-laki ibarat sebagai srigala bagi wanita dan seorang wanita adalah fitnah bagi seorang laki-laki. Seperti halnya kisah Nabi Yusuf A.S bersama dengan Zulaikha yang karena besarnya cinta Zulaikha hingga membuat ia melakukan apapun untuk mendapatkan Nabi Yusuf, Yang akhirnya justru menjerumuskan Nabi Yusuf kedalam Penjara.
Agama Islam tidak pernah melarang untuk saling mencintai, bahkan agama islam senantiasa memerintahkan umatnya untuk saling mencintai baik sesama manusia, sesama muslim, maupun sesama makhluk.
Wa Allahu A’lam bisshowab
Referensi :
Dr. Mahmud Bin As-Syarif "Alqur'an bertutur tentang cinta", 2003, Yogyakarta: Penerbit Cahaya Hikmah.
0 Komentar