Sirah Nabawiyah (Eps. 01)


"MAKKAH"

Makkah adalah kota suci bagi kaum muslimin (Al-Ashimah Al-Muqadasah). Secara geografis, Kota Makkah terletak di sebelah barat Kerajaan Arab Saudi di 'tanah Hijaz', dikelilingi gunung-gunung yang menjulang tinggi, Berada di ketinggian 300 meter dari permukaan laut. Kota ini terletak sekitar 400 kilometer arah barat daya kota Madinah, Atau sekitar 120 kilometer dari arah timur kota Thaif, Atau sekitar 72 kilometer dari arah kota Jeddah dan pantai Laut Merah. Di dalam kota Makkah inilah letaknya Ka’bah '(Baitullah: rumahnya ALLAH)', Sebagai kiblat di mana seluruh umat muslim menghadapkan diri saat sedang sholat.

Makkah adalah sebuah lembah yang tidak begitu luas di tengah lautan pasir.  Bukit-bukit mengurung lembah ini rapat-rapat.  Begitu rapatnya sehingga cuma ada 3 jalan keluar masuk kota Makkah.  Jalan pertama menuju Yaman,  Jalan kedua menuju Laut Merah, dan  jalan ketiga adalah menuju Persia.

Ribuan tahun yang lalu, lembah Makkah hanyalah sebuah tempat persinggahan rombongan kafilah, baik yang datang dari Yaman menuju Palestina maupun sebaliknya, dan yang datang dari Persia menuju Yaman. Nabi Ismail 'alaihis salam dan Ibunya lah yang pertama kali membuat Makkah menjadi sebuah kota.

Kota Makkah terletak di Jazirah Arab,  dahulu merupakan daerah subur, tetapi kemudian dalam waktu yang cukup lama mengalami pengeringan-pengeringan. Kini Jazirah Arab sebagian besar merupakan gurun pasir dan gunung berbatu. 

Namun di Jazirah Arab masih ada tanah-tanah subur yang telah dihuni sejak lama. Tanah-tanah subur itu terletak terutama di daerah pantai,  seperti Yaman, Yamamah, Hadramaut, dan Ahsa. 

Sejarah Islam telah bersaksi bahwa cahaya kebenaran dari dakwah Islamiyah telah terpatri ke seluruh pelosok dunia dari kota yang terletak di tengah-tengah peta dunia itu. 'Nabi Ibrahim 'alaihis salam' berhijrah dari negeri Irak menuju Haran atau Hirran,  setelah itu ke Palestina yang beliau jadikan markas dakwahnya.

Beliau pernah  mengunjungi Mesir. 

Fir’aun (sebutan bagi penguasa Mesir atau sering disebut Ramses) kala itu berniat buruk terhadap istri beliau, Bunda Sarah. Namun ALLAH membalas tipu dayanya, Dan tersadarlah Fir’aun betapa kedekatan hubungan Sarah dengan ALLAH,  hingga akhirnya ia jadikan anaknya, 'Hajar', sebagai abdi Sarah. [2]

Hal itu dia lakukan sebagai ungkapan pengakuannya terhadap keutamaan Sarah, Kemudian dia (Bunda Hajar) dikawinkan oleh Bunda Sarah dengan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kembali ke Palestina, Hasil pernikahannya dengan Bunda Hajar tersebut ALLAH anugerahi anak bernama 'Ismail'. Lalu beliau membawa keduanya ke tanah Hijaz di suatu lembah gersang & tandus di sisi Baitul Haram, Yang saat itu hanyalah tanah tinggi berupa gundukan-gundukan. Setelah itu beliau kembali lagi ke Palestina.

Selang beberapa hari bekal dan air pun habis, dan tidak ada mata air yang mengalir. Ketika itulah mata air 'Zamzam' memancar berkat karunia ALLAH,  menjadi sumber penghidupan bagi mereka berdua '(sesuai cerita masyhur yang sudah banyak kita ketahui)'.

Kabilah dari Yaman, yaitu 'Jurhum Kedua',  datang dan bermukim di Makkah atas izin dari Ibu Ismail. Mereka sebelumnya berada di lembah-lembah pinggir kota Makkah. 'Riwayat Al-Bukhari menegaskan' mereka singgah di Makkah setelah kedatangan Ismail, Juga dikatakan, mereka sudah biasa melewati lembah ini (Makkah) sebelum itu.

'Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas secara marfu’.' Ketika Ismail beranjak dewasa telah belajar bahasa Arab dari kabilah Jurhum, Mereka tertarik dan  kemudian mengawinkannya dengan wanita dari suku mereka, Yaitu putri 'Madhdhadh bin Amr Al-Jurhumi', sesepuh dan pemuka kabilah Jurhum. Dari perkawinannya, Nabi Ismail ‘alaihis salam dikarunia ALLAH sebanyak 12 belas orang anak laki-laki,

Yaitu: 

1. Nabit (Nabayuth), 

2. Qaidar, 

3. Adba’il, 

4. Mibsyam, 

5. Misyma’, 

6. Duma, 

7. Misya, 

8. Hidad, 

9. Yutma, 

10. Yathur, 

11. Nafis, dan 

12. Qaidaman.

Anak keturunan 'Qaidar bin Ismail alaihis salam' menetap di Makkah, beranak pinak hingga lahirlah darinya 'Adnan' dan anaknya, Ma’ad. Dari dialah kaum Arab Adnaniyah menisbatkan nasab mereka. 'Adnan adalah kakek kedua puluh satu dalam silsilah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam'.

Begitulah beberapa sejarah dari kota dan penduduk Makkah yang merupakan keturunan dari Nabi Ismail alaihis salam.


📜 "FOOTNOTES:" 📜

"Pembangunan Ka’bah atas Perintah ALLAH" 

Pembangunan Ka’bah ini perintah dari ALLAH Subhanahu wa Ta’ala.

Pembangunannya dari batu,  tingginya 9 hasta (4,5 meter), Panjangnya dari arah timur 32 hasta (16 meter), Dari arah barat 31 hasta (15,5 meter), Dari arah utara 20 hasta (10 meter), Dari arah selatan 22 hasta (11 meter).

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

(AL-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 127 | 2:127)

"Majalah Al-Buhuts Al-Islamiyah (Kajian Islam) episode ke-2 hal. 292",

Tulisan Dr. Husain Kamaluddin, pada mukaddimahnya dia menulis sebagai berikut;

Yang harus saya sebutkan pada kesempatan ini adalah tatkala saya telah meletakkan langkah-langkah awal pada tulisan ini dan saya menggambar peta dunia, Saya mendapatkan bahwa 'Makkah adalah berada di tengah lingkaran yang menyentuh segala ujung benua',  atau dengan bahasa lain, Wilayah daratan dari bumi ini terletak di sekitar Makkah dengan letak yang tertata rapi, Dan bahwasannya 'kota Makkah sekarang merupakan pusat orbit bumi daratan', dan Mahabenar ALLAH dengan Firman-NYA (baca Al-Qur’an surat As-Syura ayat 7)

KEEMIRAN DI HIJAZ

Nabi Ismail ‘alaihis salam menjadi pemimpin kota Makkah dan menangani urusan Ka’bah sepanjang hidupnya. Beliau meninggal pada usia 137 tahun. Kedua putra beliau, Nabit kemudian Qaidar bergilir menggantikan posisinya. Sepeninggal keduanya, urusan Makkah kemudian diambil alih oleh kakek mereka Madhdhadh bin Amr Al-Jurhumi.

Periode Nabi Ismail ‘alaihis salam diprediksi berlangsung sekitar dua puluh abad sebelum Masehi. Dengan demikian masa keberadaan bani Jurhum di Makkah sekitar dua puluh satu abad, Masa kekuasaan mereka atas kota Makkah berkisar dua puluh abad.

Makkah juga sempat dikuasai oleh 'Bani Khuza’ah' berlangsung sekitar tiga ratus tahun. Pada periode kekuasaan mereka ini, Kaum Adnan menyebar di kawasan Najd, pinggiran Irak dan Bahrain. Sedangkan marga dari Quraisy bertahan di pinggiran kota Makkah serta menempati rumah-rumah berpencar-pencar di tengah kaum mereka, Bani Kinanah. Mereka tidak memiliki wewenang apa pun dalam Makkah ataupun Ka’bah hingga kemunculan Qushay bin Kilab.

[2]

Menurut kisah yang sudah banyak dikenal, Hajar adalah seorang budak wanita. Tetapi seorang penulis kenamaan,  Al-Allamah Al-Qadhi Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri telah melakukan penelitian secara seksama bahwa Hajar adalah seorang wanita merdeka, Dan dia adalah putri Fir’aun sendiri. Lihat 'Rahmah Li al-Alamin', 2/36-37 dan juga 'Tarikh Ibni Khaldun', 2/1/77

Mari bersholawat atas Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam

Mari mempelajari perjalanan hidup suri teladan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam


Sumber Buku:

- Ensiklopedia Peradaban Islam Makkah; Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec (Penerbit Tazkia Publishing, Jakarta)

- Ar-Rahiq al-Makhtum (Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, edisi revisi); Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri (Penerbit Darul Haq, Jakarta)

- Fikih Sirah Nabawiyah; Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid (Penerbit Darus Sunnah, Jakarta)

- Muhammad Teladanku (Penerbit Sygma Daya Insani, Jakarta)

Posting Komentar

0 Komentar