Melawan Suuzon 1
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan di dalam kedua kitab Shahih mereka, dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda:
إيَّاكُمْ والظَّنَّ، فإنَّ الظَّنَّ أكْذَبُ الحَديثِ، ولا تَحَسَّسُوا، ولا تَجَسَّسُوا، ولا تَنافَسُوا، ولا تَحاسَدُوا، ولا تَباغَضُوا، ولا تَدابَرُوا، وكُونُوا عِبادَ اللهِ إخْوانًا
Jauhilah prasangka karena berprasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan, memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi dan janganlah saling membenci. Jadilah kalian semua hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari (4849) dan Muslim (2563))
Suatu hal yang perlu menjadi perhatian setiap muslim adalah, memperkuat hubungan persaudaraan yang terjalin karena iman dan islam. Perdaudaraan yang disatukan oleh iman dan islam, itulah perekat persaudaraan yang paling kuat. Berusahalan untuk menghindari apa saja yang dapat merusak persaudaraan karena motif yang mulia ini. Allah ‘azza wa jalla berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat Rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Suatu sikap yang sangat dapat merusak persaudaraan dan telah diwaspadai oleh Islam, adalah sikap su-uzon/berprasangka buruk kepada sesama muslim. Rasul -shallallahu’alaihi wa sallam- telah mewanti-wanti,
إيَّاكُمْ والظَّنَّ، فإنَّ الظَّنَّ أكْذَبُ الحَديثِ،
Jauhilah prasangka karena berprasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan.
Maksudnya, prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta yang pernah didengar oleh jiwa (Hadis An-Nafs). Karena setan yang memperdengarkan ucapan itu di dalam benak manusia. Dan larangan yan dimaksud adalah larangan bersu-uzon.
Pesan di dalam hadis ini dikuatkan oleh Al-Quran di dalam ayat,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara."
Ayat di atas disampaikan Allah ‘azza wa jalla di dalam konteks ayat berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Su-uzon marupakan penyakit hati yang akan membahayakan persahabatan. Su-uzon adalah praduga yang ada di dalam hati, tanpa di dasari bukti, baik itu ucapan yang dia dengar dari saudaranya atau perbuatan yang dia lihat dari saudaranya. Perasaan tersebut sepenuhnya hanya di dasari oleh prasangka yang buruk. Jika dibiarkan dapat menyebabkan permusuhan. Betapa banyak suami istri yang berpisah dan persahabatan terputus disebabkan prasangka buruk, yang sebelumnya saling mencintai berubah menjadi saling membenci, karena prasangka buruk. Oleh karenanya, hendaknya seorang muslim mewaspadai kehadiran su-uzon di dalam hatinya kepada saudaranya, yaitu suatu tuduhan dan prasangka di dalam hati berkenaan saudaranya. Setanlah yang telah memancingnya hadirnya prasangka tanpa bukti tersebut.
Sikap yang tepat di saat seorang muslim mendengar pembicaraan tentanng saudaranya, lalu memicu munculnya berbagai prasangka adalah, berusaha menghidari prasangka tersebut dan berusaha mencari berbagai alasan yang dapat membuatnya memaklumi kekurangan saudaranya, agar dia tetap dapat berprasangka baik kepada saudaranya. Umar bin Khattab -radhiyallahu’anhu berkata,
ولا تَظُنَّنَّ بكَلِمةٍ خرَجَت من امرئٍ مُسلمٍ شَرًّا وأنت تجِدُ له في الخيرِ مَحمَلً
“Jangan sampai melakukan su-uzon karena mendengan suatu ucapan saudaramu semukmin, padahal Anda mampu mencari celah untuk berprasangka baik.” (Riwayat Al-Mahamili di dalam Al-Amali 447 dan Abu As-Syaikh 151)
Maksudnya berusahalah memberikan alasan dengan kemungkinan-kemungkinan yang baik. Agar kamu selamat dan saudaramu selamat dari gangguanmu. Jika tidak menemukan kemungkinan-kemungkinan yang baik, sampaikan kepada dirimu, “Barangkali padanya ada suatu uzur tersembunyi, yang aku tidak tahu.”
Muhammad bin Sirin -rahimahullah- mengatakan,
إذا بلغك عن أخيك شيء في فلتمس له عذرا فإن لم تجد له عذرا فقل: لعل له عذرا
“Jika ada suatu kabar berkenaan saudaramu, maka berusahalah mencari alasan sebagai uzur untuknya. Jika kamu tidak menemukan uzur, maka ucapkan, “Mungkin ada uzur yang memakluminya.” (Diriwayatkan oleh Abu As-Syaikh di dalam At-Taubikh wat Tanbih hal.100 dan Al-Baihaqi di Dalam Asy-Syu’ab 8342)
Di saat seorang terbuai dengan berbagai prasangka yang rusak, itu akan sangat membahayakan dirinya. Bahkan hubungannya dengan saudaranya yang di prasangkai tidak-tisak, bisa lebih rusak daripada yang disebabkan oleh sebuah kesalahan.
________________________________________
Referensi:
Al-Badr, Abdurazzaq bin Abdulmuhsin, (1444H). Ahadits Ishlah Al-Qulub, Dar Imam Muslim, Madinah, Saudi Arabia.
Diterjemahkan oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com
0 Komentar