Di masyarakat sering kita jumpai orang yang mengeluhkan sakit “asam lambung”. Gejalanya beraneka ragam. Ada yang mengeluh nyeri ulu hati, kembung, mual’, dsb. Tingkat keparahannya pun bermacam-macam. Ada yang sembuh dengan sendirinya, cukup dengan meminum obat bebas di apotek, namun ada pula yang harus dirawat di rumah sakit.
Ternyata penyakit “asam lambung” memang terdiri dari beberapa macam. Setiap jenisnya memiliki karakteristik berbeda, baik terkait penyebab maupun perjalanan penyakitnya. Mari kita ulas.
Gastro-Esofageal Reflux Disease (GERD)
Ialah suatu gangguan saluran pencernaan atas yang ditandai dengan adanya rasa nyeri atau sensasi terbakar di dada bagian atas, atau rasa tidak nyaman akibat aliran balik isi lambung ke esofagus. Selain tidak nyaman, jika terjadi terus menerus GERD dapat mengiritasi esofagus, bahkan memicu kanker esofagus.
Mekanisme terjadinya GERD adalah:
- relaksasi sesaat otot sphincter esofagus bawah, yakni otot yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah naiknya isi lambung
- peningkatan tekanan dalam lambung (misalnya mengejan, batuk)
- tertundanya pengosongan lambung
- gangguan pembersihan asam dari esofagus
GERD perlu diobati dengan obat-obatan pengendali sekresi asam lambung. Selain itu diperlukan modifikasi gaya hidup, di antaranya dengan cara:
- Mengurangi berat badan (apabila overweight atau obese)
- Hindari alcohol, rokok, coklat, jus jeruk, olahan tomat, peppermint, kopi, dan bawang merah
- Hindari makan dengan porsi terlalu besar. Lebih baik makan dengan porsi kecil namun lebih sering.
- Setelah makan, tunggu setidaknya 3 jam sebelum berbaring.
- Saat tidur, tinggikan kepala sekitar 20 cm.
Ulkus Peptikum
Ulkus di lambung atau duodenum adalah perlukaan di lapisan epitel lambung atau di mukosa duodenum yang mencapai lapisan otot mukosa. Secara lebih sederhana, dapat diistilahkan sebagai adanya luka lecet pada lambung atau duodenum.
Penyakit ini sering disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori dan penggunaan obat-obat antinyeri golongan NSAID.
Gejala yang sering muncul ialah:
- Nyeri ulu hati
- Kembung
- Perut terasa penuh
- Mual-muntah
- Berat badan naik atau turun
- Hematemesis (muntah mengandung darah)
- Melena (berak mengandung darah)
Pengobatan ulkus menggunakan dua pendekatan, yaitu:
Mengatasi penyebab ulkus
- Eradikasi bakteri Helicobacter pylori dengan antibiotik.
- Hentikan pengobatan NSAID.
- Lacak kemungkinan lain seperti Crohn disease, kanker.
- Pengobatan untuk mengendalikan sekresi asam lambung dengan PPI atau H2RA.
Dyspepsia Fungsional
Kondisi dimana perut bagian atas –biasanya di dekat tulang rusuk terasa nyeri atau tidak nyaman. Penyakit ini sering bersifat kambuhan. Disebut sebagai dispepsia fungsional, karena tidak ada kerusakan struktur organ pencernaan; sehingga yang terganggu adalah fungsinya, bukan strukturnya.
Gejala yang sering muncul: nyeri ulu hati, perut tidak nyaman atau nyeri, kembung serta saat makan perut terasa cepat penuh.
Pemicu dispepsia fungsional adalah multifaktor. Mulai dari pola makan, kondisi stres, infeksi bakteri, hingga faktor genetik.
Cara mengatasi dispepsia fungsional di antaranya sebagai berikut.
1. Pahami bahwa penyebab dyspepsia multifactor. Maka lakukan perbaikan dari berbagai aspek pemicu dispepsia.
2. Pengaturan pola makan, di antaranya dengan:
- hindari makanan berlemak tinggi (melambatkan pengosongan lambung)
- makan dengan porsi sedikit tapi sering, daripada makan dengan porsi besar
- hindari makanan yang memicu kambuh.
3. Pengobatan untuk mengendalikan sekresi asam lambung dengan PPI atau H2RA.
4. Terapi infeksi Helicobacter pylori.
Deteksi Bakteri Helicobacter pylori untuk Penyakit Asam Lambung
Penyakit asam lambung (dyspepsia) tidak jarang bersifat kronis atau kambuhan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Di antara penyebab yang sering memicu dyspepsia adalah infeksi Helicobacter pylori. Bakteri ini menginfeksi bagian bawah lambung (antrum). Bakteri ini memiliki keunikan dari bakteri lainnya sehingga perlu cara pengobatan khusus. Perlu diperlukan pemeriksaan khusus sebelum memberikan obat-obatan untuk infeksi bakteri tersebut.
Cara yang dapat dilakukan ialah:
- Urea breath test.
- Pemeriksaan darah IgG anti-helicobacter pylori. Pasien akan diambil sampel darah untuk deteksi IgG anti-helicobacter. Jika terdeteksi, kemungkinan besar pasien pernah atau sedang terinfeksi H. pylori.
- Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan di laboratorium klinik. Maka jika Anda mengalami gejala maag kronis atau sering kambung, sebaiknya melakukan pemeriksaan lab tersebut.
Demikian sedikit paparan mengenai penyakit dyspepsia. Semoga bermanfaat.
Referensi:
Artikel: Kesehatanmuslim.com
Fact Sheet Dyspepsia 2022, Centre for Pharmacy Postgraduade Education, NHS Health Education England
Patti, MG 2021, GERD, Medscape Database
Malik TF, Gnanapandithan K, Singh K. Peptic Ulcer Disease. [Updated 2022 Jun 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534792/
Vakil, NB 2022, Peptic ulcer disease: Treatment and secondary prevention, UpToDate, cited December 10th 2022 available at https://www.uptodate.com/contents/peptic-ulcer-disease-treatment-and-secondary-prevention#H19
Longstreth, GF 2022, Patient education: Upset stomach (functional dyspepsia) in adults (Beyond the Basics), UpToDate
0 Komentar